Langsung ke konten utama

Profil SAKO SPN

Satuan Komunitas Sekawan Persada Nusantara (Sako SPN) berawal dari kegiatan Gugus Depan Pramuka di Pesantren Burengan Kediri pada 1970. Gerakan Pramuka berbasis masjid dan pesantren ini kemudian tumbuh di Jakarta dan Bandung, yang dilaksanakan oleh warga Lemkari/LDII. Di Jakarta warga Lemkari/LDII membentuk Gugus Depan (Gudep) Pangeran Jayakarta dan Umar bin Khottob. Pada 1975, Gudep Umar bin Khottob mengikuti acara Long March Divisi Siliwangi yang diadakan oleh Pangdam Siliwangi.
Pada 1980, Gudep-gudep yang dipunggawai warga Lemkari/LDII membentuk perkumpulan yang dinamai Gudep Sekawan. Lalu ketika pemerintah melahirkan UU No 10 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka. UU tersebut kemudian diterjemahkan oleh Kwartir Nasional (Kwarnas) dengan mengeluarkan Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka No. 177  Tahun 2012 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Komunitas Pramuka, yang mengatur satuan organisasi Pramuka berdasarkan profesi, aspirasi, dan agama.
Dua peraturan ini disambut Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dengan membentuk Tim 7 untuk membentuk Sako SPN sekitar 21 Agustus 2011. Kemudian dilantik oleh Kwarnas pada 21 November 2013 oleh Ketua Kwarnas Prof. Dr. H. Azrul Azwar, MPH. Pelantikan Sako SPN oleh Kwarnas berdasarkan SK Ketua Kwarnas No. 206 Tahun 2013 Tentang Sako Pramuka SPN, SK Ketua Kwarnas No. 207 Tahun 2013 Tentang Pimpinan Sako Pramuka SPN Tingkat Nasional, dan SK Ketua Kwarnas No. 208 Tahun 2013 Tentang Majelis Pembimbing Sako Pramuka SPN Tingkat Nasional.
Sako SPN menegaskan diri sebagai Pramuka berbasis masjid, yang fokus membentuk generasi muda sebagai pribadi yang memiliki kepahaman agama yang kuat, berakhlak mulia, dan mandiri. Sako SPN memiliki Sakoda DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Lampung dan dalam persiapan 28 provinsi.

Komentar

Postingan Populer

Gambar dan Contoh Pionering Jembatan

Selain dalam bentuk jembatan, pionering dapat juga dibuat dalam model-model lainnya semisal pionering berbentuk tiang bendera, pionering berbentuk menara pandang dan pionering berbentuk bangunan gapura. Pionering sendiri diambil dari kata dalam bahasa Inggris ‘pioneering’ yang dapat diartikan sebagai ‘kepeloporan’. Atau dari bahasa Indonesia ‘pionir’ yang menurut Kamus Bahasa  Indonesia  diartikan sebagai “penganjur; pelopor; perintis jalan; pembuka jalan.” Dalam kepramukaan pionering merupakan salah satu keterampilan kepramukaan untuk mendirikan bangunan darurat dengan menggunakan bahan-bahan yang terbatas. Dengan menggunakan barang seadanya semisal kayu, tongkat, dan tali, seorang pramuka dituntut dapat membuat menara pandang, jembatan darurat, tiang bendera, dan aneka perabot perkemahan seperti meja makan, rak piring, rak sepatu dan lainnya. Dalam membuat pionering tentu dituntut kemampuan dan penguasaan terhadap materi tali temali semisal  simpul mati ,  simpul  hidup,  sim

Cara Membuat Simpul Kembar atau Nelayan

Simpul Nelayan, Simpul Kembar, Simpul Inggris, atau Fisherman's Knot . Banyak nama yang disandang oleh simpul ini. Selain itu simpul nelayan juga kerap disebut juga sebagai simpul portugis, angler's knot, English knot, halibut knot, waterman's knot, serta portuguese knot. Namun diantara abanyak nama tersebut tampaknya yang lebih familiar di Indonesia untuk menyebut nama simpul ini adalah simpul kembar atau simpul nelayan. Nama  simpul kembar  merujuk kepada bentuk simpul ini yang sebenarnya merupakan gabungan dari dua buah simpul hidup. Sedangkan penyebutan sebagai simpul nelayan (fisherman's knot) selain lantaran kerap digunakan sebagai penyambung nilon (tali) pancingan juga sering digunakan untung menyambung dua utas tali yang dalam kondisi basah. Cara Membuat Simpul Kembar atau Nelayan Seperti diuraikan di awal, simpul nelayan, simpul kembar, simpul inggris, simpul portugis (fisherman's knot) sebenarnya merupakan gabungan dari dua buah simpul hidup pada mas

Pionering Menara Pandang

Contoh model pionering menara pandang yang disajikan lengkap dengan gambar dan foto ini adalah model-model pembuatan pionering khusus untuk menara pandang. Contoh ini tentunya dapat dijadikan inspirasi bagi para  pramuka  dalam membuat pionering. Di samping pionering model menara pandang, tentu ada model-model pionering lainnya seperti pionering tiang bendera, jembatan, gapura (pintu gerbang) dan berbagai jenis lainnya. Tetapi dalam postingan  teknik kepramukaan  kali ini dikhususkan membahas mengenai menara pandang. Pionering sendiri diambil dari kata pionir yang mempunyai arti “penganjur; pelopor; perintis jalan; pembuka jalan:” (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Atau diambil dari bahasa Inggris ‘pioneering’ yang berarti ‘kepeloporan’. Dalam kepramukaan pionering merupakan keterampilan dalam pembuatan bangunan darurat dengan menggunakan bahan-bahan seadanya. Jenis bangunan yang dibuat semisal menara pandang atau menara jaga, tiang bendera, gapura atau pintu gerbang, jembatan, dan a

Cara Membuat Simpul Anyam

Membuat  simpul  anyam atau  sheet bend  menjadi salah satu  teknik kepramukaan  bidang tali temali yang paling dasar. Bersama dengan  simpul mati , simpul hidup,  simpul pangkal , simpul jangkar, dan beberapa lagi, simpul anyam akan sangat sering dipakai dalam kegiatan tali temali di kepramukaan. Karena peran pentingnya itu para  pramuka , mulai dari  siaga ,  penggalang , maupun anggota dewasa, sudah selayaknya menguasai dengan benar teknik pembuatan simpul anyam ( sheet bend  ). Simpul anyam digunakan untuk menyambung dua buah utas tali kering yang ukurannya tidak sama besar. Dalam arti, jika ingin menyambung dua utas tali di mana yang satu berukuran besar dan satunya lagi berukuran kecil, gunakanlah simpul anyam. Cara Membuat Simpul Anyam Untuk membuat simpul anyam atau  sheet bend  tidaklah sulit. Caranya adalah: Buatlah sosok pada ujung utas tali yang berukuran lebih besar (dalam gambar, tali berwarna biru) Masukkan ujung tali yang lebih kecil (merah)

Cara Membuat Simpul Anyam Berganda

Membuat Simpul Anyam Berganda atau Double Sheet Bend  sebenarnya akan sangat mudah bila sebelumnya telah menguasai keterampilan kepramukaan membuat  simpul anyam . Memang simpul anyam berganda merupakan pengembangan dari simpul anyam terutama untuk meningkatkan daya ikat (kekuatan) tali dalam menyimpul. Simpul anyam berganda atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai  double sheet bend , tidak hanya mempunyai kemiripan bentuk dengan simpul anyam. Namun fungsi atau kegunaan simpul ini pun nyaris sama. Keduanya berguna untuk menyambung dua buah utas tali kering yang ukurannya tidak sama besar. Bedanya, simpul anyam berganda digunakan jika perbedaan ukuran antara dua utas tali yang disambung tersebut sangat besar. Sehingga bisa dikatakan bahwa jika ingin menyambung dua utas tali kering yang ukurannya sama, gunakan  simpul mati . Jika kedua utas tali berbeda ukuran (yang satu besar dan satunya lagi kecil), gunakan simpul anyam. Dan jika perbedaan ukuran tersebut sangat mencolok (